Langsung ke konten utama

Sebuah Cerita Makan Siang

Suatu hari, Aldino seorang guru biologi membuka bekal makan siangnya. Selanjutnya datanglah rekan kerjanya seorang guru wanita yang menawarkan bekal makanannya ke Aldino. Kebetulan guru wanita tersebut merasa lauk bekalnya terlalu berlebih dan Aldino biasanya dikenal dengan porsi makannya yang banyak.

Guru wanita: “Pak Dino, ini saya kelebihan lauk, mau ayam bumbu kecap kah?”

Aldino: “Boleh Bu.”

Guru wanita: “eh tapi coba dibau dulu kalau misalnya bau, jangan dimakan yaa..”

Aldino: “Oke Bu, tapi penciuman saya ga seberapa kuat, mungkin minta tolong ke temen lain untuk ngecek.”

Selanjutnya ayam bumbu kecap tersebut disodorkan ke guru wanita lain untuk dicium aromanya, ternyata aromanya masih baik-baik saja sehingga ayam tersebut dipindahkan ke tempat makan Aldino. Selanjutnya, Aldino menyantap ayam bumbu kecap tersebut dan merasa aneh lalu bertanya kepada guru wanita yang memberinya.

Aldino: “Bu, ini ayamnya memang dimasak bumbu kecut (masam) gitu kah? Soalnya rasanya emang kecut gitu ehh..”

Guru wanita: “Lho engga, kemarin masih enak kok, manis gitu. Engga kecut (masam)”

Aldino: “Wadu, jangan-jangan ini udah basi sebenarnya bu, baunya aja yang masih oke, rasanya udah berubah. Hufft..”

Guru wanita: “waduu.. tapi tadi pagi udah dipanasi kok.”

Aldino: “Iyaa dipanasi oke bu, tapi ini rasanya udah beda, mungkin bakterinya sembunyi waktu dipanasi, jadi ga ikut terbunuh. Terus gimana perut saya nanti ini buu..”

Seketika ruang makan menjadi bergemuruh tawa karena kejadian tersebut.

Selanjutnya, guru wanita tersebut mengambil gorengan yang ada di meja dan merasa kurang enak karena tidak ada sambalnya. Ketika melirik ke arah Aldino, guru wanita tersebut melihat adanya semangkuk kecil sambal. Lalu guru wanita meminta ijin untuk mencolek sambal Aldino

Guru wanita: “Pak Dino ini sambalmu kan? Minta yaa…”

Aldino: “Boleh bu, silakan..”

Setelah guru wanita itu mencolek sambal dan memakan gorengannya, Aldino menambahkan keterangan dari sambal tersebut.

Aldino: “Bu, itu tadi sambal yang ada di mangkuk saya itu kan bekas saya. Jadi saya tadi gigit tempe sama tahu habis itu langsung saya celup di situ juga, jadi tadi ibu yaa colek sambal bekas tahu tempe gigitan saya.”

Guru wanita tersebut tercengang sedikit mendengar perkataan Aldino. Karena sudah telanjur, akhirnya menimpali Aldino

Guru wanita: “Yauda lah untung aku orangnya ga jijik an.”

Aldino: “Yauda Bu, gapapa. Saya juga ga pernah periksa rabies kok. Insya` Allah aman.”

 

The End

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memikirkan Kegiatan/Event Sekolah agar Tidak Sekadar Dilaksanakan, namun Bermakna dan Meminimalisir Kekecewaan

Kegiatan di lingkup pendidikan mulai sekolah tingkat dasar sampai lanjut bahkan pendidikan tinggi tidak hanya berurusan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas saja. Ada kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi murid, misalnya ekstrakurikuler sampai pada peringatan hari-hari tertentu yang bersifat keagamaan, nasional, maupun hari khas suatu daerah. Semua kegiatan tersebut tujuannya adalah mencapai pendidikan yang lebih holistik atau menyeluruh dan tidak terpaku pada perkembangan akademik di mata pelajaran saja. Biasanya pelaksana dari kegiatan-kegiatan sekolah tersebut adalah para murid yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan dibantu oleh guru-guru pembina, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, atau di suatu sekolah yang sudah maju, bisa jadi para murid bergerak sendiri. Kebetulan saya sering bersinggungan dengan pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dan pada tulisan ini saya ingin mengeluarkan...

Antara Balik ke Perasaan yang Lama dan Kekaguman pada Sosok yang Baru (Kisah Cinta Murid Again)

     Membahas kisah percintaan di zaman sekolah memang selalu seru dan menarik untuk diceritakan berulang. Itulah sebabnya, karya tulis novel, film, dan lain sebagainya yang memiliki kisah tentang percintaan remaja di masa sekolah selalu memiliki basis peminatnya tersendiri. Kisah percintaan atau asmara di zaman sekolah menarik dibahas karena gejolaknya yang naik turun. Ada yang ditakdirkan berhasil, gagal, atau ada yang masuk di persimpangan. Antara gagal dan berhasil, atau ada yang tertunda. Ada yang awalnya berhasil, namun ternyata itu hanya kisah semu karena hanya menjadi bahan pelarian. Herannya, para remaja tidak berhenti untuk terus mengejar kisah asmaranya agar menuju keberhasilan. Ya anggap saja "bumbu" dalam mengarungi masa muda yang cuma sekali.      Pada tahun 2024 ini, ada kisah asmara di antara murid yang menarik untuk saya bahas. Ya sebenarnya banyak juga kisah lainnya, namun yang ini spesial karena kebetulan pelakunya adalah orang yang dekat...

Kedua Mantan yang Layu, Kini telah Tumbuh dan Berkembang

     Cinta di masa muda, terutama di masa sekolah memang memiliki banyak pesona untuk selalu dibicarakan. Tidak terkecuali di lingkungan tempat saya kerja, yaitu sekolah swasta di sebuah kota. Di sini saya sering kali terlibat entah langsung atau tidak langsung menjadi pengamat beberapa kisah cinta. Entah yang berujung lanjut setelah lulus atau kisah patah hati yang juga menjadi pelengkapnya.      Kali ini saya teringat ada momen unik setelah menggulir media sosial saya. Saya melihat salah satu siswi tempat saya bekerja mengunggah foto kebersamaannya dengan cowok yang berasal dari sekolah yang beda, namun masih satu komplek karena dalam lingkup yayasan yang sama. Siswi tersebut saat ini berada di tingkat dua atau kelas XI di program keahlian yang biasa mengurus pasien. Dia merupakan sosok yang aktif berorganisasi karena beberapa waktu yang lalu menjadi ketua panitia kegiatan peringatan HUT ke-79 RI tahun 2024 di sekolah. Di masa-masa itu, dia banyak menghab...