Langsung ke konten utama

Aldino and His Love Story: Senior High School Chapter One

Di tengah hiruk-pikuknya gejolak politik mewarnai negeri ini, tiba-tiba terbersit keinginanku untuk menceritakan kisah cinta pribadi ini ke dalam tulisan. Nah lho, ada angin apa ini tiba-tiba begini? Hehe. Sebenernya keinginan ini sudah lama ada di dalam pikiran sih. Udah kebayang tuh mau nulis kisah cinta yang mana saja. Yaak banyak sih kisah cinta yang kurasakan, walau hampir semuanya berujung kegagalan. hufft. tapi gapapa lah yaa, namanya juga kisah, ada sad ending, ada happy ending. Kalaupun belum happy ending, yaa gapapa, kan masih bisa dilanjut pake sequel. Layaknya film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" yang kisah si tokoh utama mengalami kegagalan hingga menit ke sekian dan menemukan solusi berupa hidup ga bisa diulang, tapi masih bisa dilanjutkan. Maka dari itu, kutuliskan saja kisah cintaku ini. Sekedar mengingat atau mengenang kembali masa indah itu, atau sebagai pengalaman hidup berharga untuk pembelajaran di kehidupan berikutnya. Hehe.

Kali ini, aku ingin bahas kisah cinta jaman SMA saja yaa.. Sepertinya kisah roman cinta ala anak muda di masa SMA ini ga pernah basi untuk terus dibahas dan dibicarakan. Berbagai karya berupa novel remaja mulai yang terkenal kisah Dilan-Milea, Ancika, yang akhirnya difilmkan, di masa lalu di jaman Dilan pun ada karya Lupus yang juga terkenal hingga masuk ke media TV. Ada juga dari webtoon atau tokoh fiksi ganteng di masa SMA yang punya kisah cinta yang melelehkan dan menyayat hati di kalangan pembacanya. Hingga duel pada layar lebar seperti Argantara yang masuk ke era modern, Dua Garis Biru yang sensitif, Galih dan Ratna yang sampai diremake, atau yang jadul macam film jaman Rano Karno misal Pencuri Cinta dan lain-lain. Kisah cinta masa muda terutama masa SMA memang unik, tidak terkecuali aku yang juga pernah mengalaminya.

Sekilas foto masa SMA saya. hehe

Oke, pada waktu itu aku kelas XI dan masuk di kelas jurusan IPA, siswa-siswi di sekolahku tiap tahun diacak, sehingga teman yang sekelas di kelas X akan berpisah. Di kelas XI yang baru ini, aku bertemu dengan teman-teman baru. Jumlah proporsi siswa dan siswinya kurang lebih seimbang. Yang patut aku syukuri adalah, alhamdulillah, secara rata-rata "face" cewek di kelasku tergolong rata-rata atas. Yaa lumayan lah biar semangat datang sekolah tiap harinya. Hingga suatu hari, pada akhir semester 1 kalau gak salah, kelasku mengadakan kegiatan liburan ke luar kota bersama. Waktu itu udah keren banget bisa jalan-jalan liburan bareng sekelas karena kebetulan anak-anak di kelasku ini lumayan oke sih. Ada juga yang punya jaringan lengkap untuk transportasi ke luar kota sampai penginapan, sehingga mendukung kegiatan liburan bareng ini. Nah, pada kegiatan liburan inilah dimulai benih-benih asmara walaupun saat itu memang aku gak terlalu memikirkan.  Yaa intinya seneng-seneng bareng aja gitu sama temen sekelas, ehh tapi kok ada momentum lain yaa.. Hehe.

Iya sebenernya waktu liburan itu lagi posisi gak suka siapa-siapa, palingan patah hati dikit bekas ditolak halus di kelas X karena dianggap lebih baik temen doang. Sampai akhirnya patah hati itu berbuah tunas yang tumbuh lagi pas liburan kelas. Saat itu, momentum datang saat tempat duduk di bus berdekatan. Aku duduk di belakang (sebut saja Atinuy, bukan nama sebenernya). Selama perjalanan, masih biasa-biasa aja, namun pas sudah sampai di wahana-wahana yang ada di Batu, Malang, mulai terjadi dialog-dialog yang menarik untuk dibahas bersama. Awalnya bersama teman-teman yang lain, kami membahas tentang iluminati, woww, apa itu? Nah itu dia, aku juga baru tau waktu itu bahwa di dunia ini ditengarai ada kelompok-kelompok tertentu yang ngerasa paling berkuasa, dan beberapa tokoh-tokoh ternyata ditengarai juga masuk ke isu itu. Wah, pembahasan yang menarik di level anak SMA yang udah gak biasa nih. Akhirnya lanjut di tiap pemberhentian wahana yang ada di tempat wisata, maka aku gak terlalu tertarik masuk ke wahana-wahana tersebut, karena yang menyenangkan bagiku saat itu bukan lagi masuk wahana, tapi ngobrol sama mbak Atinuy ini. Terasa segar, antusias, dan menyenangkan. Semacam kami berdua saling nyaman untuk berbagi dan bercerita.

Nah, momen awal bangkitnya rasa kasmaranku akhirnya berlanjut ke pertemuan-pertemuan di sekolah pada semester selanjutnya. Hari-hari di semester genap kelas XI berusaha aku isi gimana caranya biar bisa ngobrol dan PDKT sama mbak Atinuy. Alhamdulillah, posisi bangku sangat mendukung karena kebetulan dudukku berada di belakangnya. Jadi enak kalau mau ngajak ngobrol, entah bahas iluminati lagi ataupun pembahasan lainnya yang menarik untuk diperbincangkan bareng. Hingga aku ingat pernah modus sering pesen lauk ke dia. Iya, karena kebetulan dia sambil jualan nasi uduk sama nasi campur gitu. Karena aku biasa dibawain bekal nasi sama ibu, yauda pesen lauknya di mbak Atinuy ini. Begitu pula kalau ada tugas yang biasanya berkelompok, yaa sebisa mungkin aku mengajukan diri berkelompok sama dia, walau terkesan agresif, tapi yaa gapapalah. Namanya juga anak muda. Setiap pulang sekolah, biasa coba ngirim SMS (pada masa itu, aku hanya punya HP biasa dengan teknologi SMS dan telpon, sedangkan teman-teman sudah perlahan beralih ke BBM blackberry dan sebagian kecil ke android) nanya apa atau bahas apa gitu. Berharap dibalas dan bisa bersenda gurau bersama. Yap, kisah itu bertahan beberapa lama hingga akhirnya kesenangan itu memudar seiring berjalannya waktu.

Entah karena bisa jadi dia sudah menyadari tanda-tanda aku suka pada dirinya sehingga mungkin yang terjadi adalah dia ngerasa risih dan perlahan menjauh. Atau ada alasan lain karena dia suka dengan sosok yang jauh lebih baik dari saya, dan lebih ganteng tentunya. Aku tidak terlalu tahu, tapi memang cerita berikutnya adalah duduk kami menjauh. Kebetulan di kelas ada anak baru dari Jerman atau Polandia kalau gak salah dan mbak Atinuy ini menjadi semacam tour guide di kelas dan duduknya pindah dengan si bule. Perlahan chat atau obrolan ramah tamah dan nyaman berubah menjadi dingin. SMS yang tadinya berisi diskusi saling sharing dan berbagi, kini hanya sisa order pesanan lauk, dan terima kasih. Saat itu pula, traumatik friendzone seperti ketika kelas X kembali berkecamuk di benakku. Hingga akhirnya memang benar-benar hubunganku dengan dia kembali pupus atau bertepuk sebelah tangan. Yap, dia menjauh perlahan.

Situasi menjadi tidak menentu, namun bukan Aldino namanya kalau tidak punya strategi atau cara untuk setidaknya melakukan perlawanan. Yap, aku mencoba mengajak teman-teman dekatku yang ada di kelas untuk jalan bareng dan membantuku untuk keluar dari kebimbangan hubungan. Setidaknya aku ingin mengungkapkan rasa yang ada di dalam hati dan lega dulu lah. Daripada harus tergantung begini dan tidak tahu jawaban pastinya perasaannya. Akhirnya aku menggagas sebuah event di akhir pekan untuk jalan-jalan bareng bersama mbak Atinuy dan teman-teman sekelas. Aku kuatkan mental untuk mengungkapkan perasaan, tak peduli apapun jawabannya. Momen pertemuan berjalan dengan lancar pada awalnya. hingga pada momen saat aku mengungkapkan (tapi ini aku gak terlalu inget momennya gimana saat mengungkapkan). Malah yang aku ingat adalah event pasca penolakan atau friendzone again. Hehe. Yak, terima kasih kepada teman-teman yang saat itu ada untukku. Aku ingat saat itu ada 2 teman cewek yang menghiburku karena kebetulan juga dekat dengan aku. Mereka bilang, "Wis No, sudah No. Gapapa, masih ada kesempatan yang lain. Udah kita main aja. Kita temani."

Nah, kalau gak salah ini foto setelah momen ungkapkan perasaan. Btw ini dihibur temanku, si Reza Haries yang sekarang adalah pilot kece


Yap, setelah momen itu, memang mbak Atinuy ini tidak terlihat bersama dengan sosok cowok lain. Dia masih sendiri, tapi memang sikapnya sudah sangat jauh berubah ketika bersamaku. Yap, perubahan pasca tahu perasaan seseorang memang berdampak besar bagi dirinya, atau mungkin bagi sebagian besar hubungan 2 lawan jenis di dunia. Ketika sudah ada tanda-tanda bahwa salah satunya menunjukkan perasaan suka, maka ketika itu tak berbalas yang sama, seketika perubahan sikap untuk menjaga jarak dan perlahan menjauh akan dilakukan. Dan mungkin kisah seperti itu menjadi rangkaian yang sering aku alami. Tapi tidak mengapa, namanya juga hidup. Terus berjalan dan yang lama jadikan saja pengalaman. Hingga pada saat kelas XII, aku naik kelas dan berpisah kelas dengan mbak Atinuy.

Setelah beberapa waktu, aku mendapati mbak Atinuy jadian dengan sosok cowok yang menjadi teman sekelasnya di kelas X. Kebetulan semasa kelas X dulu, si cowok ini suka sama mbak Atinuy dan melakukan PDKT yang hampir mirip dengan apa yang selama ini aku lakukan. Lalu pas kelas XI, aku juga sempat ngobrol dengan si cowok tersebut untuk sekedar meminta saran gimana yaa cara PDKT yang tepat untuk mbak Atinuy dan si cowok memang memberi saran-saran yang oke, misal ngajak jalan bareng, ngajak makan bareng, dan lain-lain. Selama kelas XI pula sebenarnya tak tampak lagi pengejaran alias PDKT yang dilakukan si cowok tersebut kepada mbak Atinuy. Ehh tapi ternyata, nasib berkata bahwa mereka akhirnya jadian di kelas XII. Arrghh..

Tapi gapapa lah, sadar diri itu penting. Ada beberapa perbedaan dari aku dan si cowok yang jadian dengan mbak Atinuy tersebut. Cara PDKT-nya memang sama, yaa mirip lah, ngajak ngobrol, terus jalan bareng. Tapi bedanya, yaa motor saya masih Honda Super Cub `80 jadul klasik, sedangkan motor dia sudah Yamaha Vixion super keren. Berikut uang saku saya selama SMA juga biasa pas buat beli bensin, pulsa, sama jajan ke warnet. Hehe. Gapapa lah, setidaknya saya sudah berjuang dan merasakan manisnya mendekati walau berujung kegagalan. Tapi kegagalan yang manusiawi lah yaa kan katanya cinta itu buta, tapi bisa kok bedain Honda Jazz sama Honda Fit S, apalagi Honda Super Cub. ehehe.

Ilustrasi motor Honda Super Cub yang aku kendarai dulu

Oke, sekian kisah cinta di masa SMA chapter one ini, apabila ada yang ditanyakan dipersilakan, kurang lebih 3 penanya dulu yaa untuk sesi pertama. Ehh lha kok malah kayak presentasi tugas di depan kelas. Aduh, emang ada ya yang mau komentarin kisah cinta sedih yang standar begini. Ehh ada dong. Kalian tim yang kisah cintanya berhasil atau banyak gagalnya, hayoo? Yauda diskusi bisa di kolom komentar atau di media sosial saya yaa.. Sampai jumpa di kisah cinta berikutnya, hanya di Aldino and His Love Story.

(End of Chapter One)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memikirkan Kegiatan/Event Sekolah agar Tidak Sekadar Dilaksanakan, namun Bermakna dan Meminimalisir Kekecewaan

Kegiatan di lingkup pendidikan mulai sekolah tingkat dasar sampai lanjut bahkan pendidikan tinggi tidak hanya berurusan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas saja. Ada kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi murid, misalnya ekstrakurikuler sampai pada peringatan hari-hari tertentu yang bersifat keagamaan, nasional, maupun hari khas suatu daerah. Semua kegiatan tersebut tujuannya adalah mencapai pendidikan yang lebih holistik atau menyeluruh dan tidak terpaku pada perkembangan akademik di mata pelajaran saja. Biasanya pelaksana dari kegiatan-kegiatan sekolah tersebut adalah para murid yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan dibantu oleh guru-guru pembina, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, atau di suatu sekolah yang sudah maju, bisa jadi para murid bergerak sendiri. Kebetulan saya sering bersinggungan dengan pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dan pada tulisan ini saya ingin mengeluarkan...

Antara Balik ke Perasaan yang Lama dan Kekaguman pada Sosok yang Baru (Kisah Cinta Murid Again)

     Membahas kisah percintaan di zaman sekolah memang selalu seru dan menarik untuk diceritakan berulang. Itulah sebabnya, karya tulis novel, film, dan lain sebagainya yang memiliki kisah tentang percintaan remaja di masa sekolah selalu memiliki basis peminatnya tersendiri. Kisah percintaan atau asmara di zaman sekolah menarik dibahas karena gejolaknya yang naik turun. Ada yang ditakdirkan berhasil, gagal, atau ada yang masuk di persimpangan. Antara gagal dan berhasil, atau ada yang tertunda. Ada yang awalnya berhasil, namun ternyata itu hanya kisah semu karena hanya menjadi bahan pelarian. Herannya, para remaja tidak berhenti untuk terus mengejar kisah asmaranya agar menuju keberhasilan. Ya anggap saja "bumbu" dalam mengarungi masa muda yang cuma sekali.      Pada tahun 2024 ini, ada kisah asmara di antara murid yang menarik untuk saya bahas. Ya sebenarnya banyak juga kisah lainnya, namun yang ini spesial karena kebetulan pelakunya adalah orang yang dekat...

Kedua Mantan yang Layu, Kini telah Tumbuh dan Berkembang

     Cinta di masa muda, terutama di masa sekolah memang memiliki banyak pesona untuk selalu dibicarakan. Tidak terkecuali di lingkungan tempat saya kerja, yaitu sekolah swasta di sebuah kota. Di sini saya sering kali terlibat entah langsung atau tidak langsung menjadi pengamat beberapa kisah cinta. Entah yang berujung lanjut setelah lulus atau kisah patah hati yang juga menjadi pelengkapnya.      Kali ini saya teringat ada momen unik setelah menggulir media sosial saya. Saya melihat salah satu siswi tempat saya bekerja mengunggah foto kebersamaannya dengan cowok yang berasal dari sekolah yang beda, namun masih satu komplek karena dalam lingkup yayasan yang sama. Siswi tersebut saat ini berada di tingkat dua atau kelas XI di program keahlian yang biasa mengurus pasien. Dia merupakan sosok yang aktif berorganisasi karena beberapa waktu yang lalu menjadi ketua panitia kegiatan peringatan HUT ke-79 RI tahun 2024 di sekolah. Di masa-masa itu, dia banyak menghab...